Kamis, 31 Mei 2012

AIR SUCI

SERI: 40 Hal yang Sebaiknya Anda Ketahui sebagai Seorang Katolik (1)
~AIR SUCI~






Sahabat GK, pasti banyak di antara kita yang sudah tahu ujud benda yang satu ini. Air suci selalu disediakan di pintu masuk Gereja, dan kita gunakan untuk menandai diri kita dengan tanda salib pada waktu masuk ke dalam gereja. Apa saja sih yang perlu kita ketahui tentang air suci?

1. Air suci adalah sakramentali yang “paling dasar” dalam Gereja Katolik. Semua manusia mengenal air. Kita ingat bagaimana dalam awal Kitab Kejadian bahwa Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Pun banyak Bapa Gereja berpendapat bahwa dengan ketika Kristus dibaptis di sungai Yordan, Ia secara tidak langsung mengesahkan penggunaan air sebagai sarana penyucian. Gereja kemudian melanjutkan pemahaman ini, dengan mengesahkan air suci sebagai salah satu Sakramentali. Apa itu sakramentali? Segala sesuatu yang mirip, menunjang, mengarahkan umat untuk menerima Sakramen. Sakramentali dapat membantu mengalirkan rahmat (baca:bantuan ilahi yang memungkinkan umat hidup selaras dengan Kristus), namun semuanya berpulang pada kondisi batin dan iman orang yang menggunakan sakramentali tersebut.

2. Dengan membuat tanda salib menggunakan air suci waktu masuk ke dalam gereja, kita mengenang pembaptisan, maka sebaiknya tidak membuat tanda salib dengan asal-asalan. Kita harus mengucapkan nama Tritunggal dengan jelas dan dengan kesadaran penuh. Kembali kepada arti dari Sakramentali, yaitu untuk menyiapkan umat menyambut Sakramen, maka sebenarnya membuat tanda salib dengan air suci saat keluar gereja, tidak diperlukan lagi. Tentunya tidak masalah jika dilakukan, namun fungsi Sakramentali air suci sudah terpenuhi ketika masuk ke dalam gereja.

3. Praktik menyimpan air suci dalam rumah umat, amat sangat dihargai. Anda bisa membeli wadah kecil air suci untuk diletakkan di rumah, sehingga air suci bisa Anda gunakan untuk memulai doa pagi Anda. Jika Anda menyimpan air suci terlalu lama dalam botol, kemungkinan air suci menjadi berlumut, maka Anda bisa menyiramkannya ke tanah agar berguna bagi makhluk hidup lain (tanaman). Banyak paroki yang meletakkan wadah penyimpanan air suci (biasanya berupa gentong plastik besar) di sakristi, sehingga umat dapat langsung memintanya ke koster. Umat tidak perlu membawa botol berisi air untuk diberkati secara khusus oleh imam. Lagipula, air suci yang digunakan di gereja, telah dipersiapkan secara khusus, yaitu dicampur dengan garam. Mengapa garam? Garam adalah benda yang sangat penting dalam Kitab Suci. Kita ingat bahwa dalam Perjanjian Lama, istri Lot berubah menjadi tiang garam karena ketidaktaatan. Dalam injil, Yesus pun berkata agar kita menjadi garam dunia yang tidak tawar. Kita dapat melihat pemberkatan atas air secara meriah pada Liturgi Baptis ketika Vigili Paskah. Pemberkatan ini dilakukan dengan mencelupkan lilin Paskah ke dalam bejana.

4. Air suci adalah sakramentali yang HARUS SELALU ADA dalam gereja. Praktik mengosongkan wadah air suci pada masa Prapaskah, sama sekali tidak dibenarkan. Wadah air suci hanya boleh kosong ketika Jumat Agung. Hal ini dikarenakan selain sebagai persiapan jelang pemberkatan air secara meriah pada vigili Paskah, kita tahu bawa pada hari Jumat Agung kita tidak menandai diri kita dengan tanda salib.

Kutipan Santa/o:
"Tidak ada suatu pun yang membuat roh-roh jahat lari tunggang langgang tanpa memalingkan muka, kecuali air suci."
--Sta.Teresa dari Avila---

Semoga tercerahkan.


*diambil dari page FB Gereja Katolik*

Jumat, 04 Mei 2012

Jumat pertama. Apa itu?

Hari ini adalah Jumat Pertama dalam Bulan Mei.. Apakah Jumat Pertama itu, bagaimana sejarahnya?
Sejarah Devosi kepada Hati Kudus Yesus:

Devosi berfokus kepada Hati Yesus yang maha kudus yang melambangkan kasih Kristus yang menebus dosa manusia. Walaupun tradisi mengatakan bahwa praktek devosi ini telah dimulai sekitar tahun 1000, atau pada jaman St. Anselmus dan St. Bernard (1050-1150) dan juga telah dianjurkan oleh banyak orang kudus di abad pertengahan, seperti St. Albertus Agung, St. Catherine dari Siena, St. Fransiskus dari Sales, dan juga para Benediktin, Dominikan dan Carthusian; namun Santa yang paling sering diasosiasikan dengan devosi Hati Kudus Yesus adalah St. Margaret Mary Alacoque (1647-1690).

St. Margaret memperoleh wahyu pribadi dari Tuhan Yesus yang menghendaki perayaan liturgis Hati Kudus Yesus dan praktek mempersembahkan silih (reparation) terhadap dosa- dosa yang dilakukan terhadap Sakramen MahaKudus, pada setiap hari Jumat pertama dalam setiap bulan.

Pada tahun 1856 Paus Pius IX menetapkan Pesta (perayaan liturgis) Hati Kudus Yesus. Pada tahun 1928 Paus Pius XI mengeluarkan surat ensiklik Miserentissimus Redemptor tentang silih kepada Hati Kudus Yesus; sedangkan tahun 1956 Paus Pius XII mengeluarkan surat ensiklik tentang Haurietis aquas, tentang devosi kepada Hati Kudus Yesus.

Devosi umumnya dilakukan menjelang perayaan Pesta Hati Kudus Yesus yang jatuh pada hari Minggu kedua setelah hari raya Pentakosta. Kemudian, devosi kepada Hati Kudus Yesus ini diadakan setiap bulan, yaitu pada hari Jumat pertama.

2. Pengantar kepada devosi Hati Kudus Yesus

Kasih kepada Yesus Kristuslah yang seharusnya menjadi dasar devosi dari umat Katolik. Kurangnya devosi kepada Hati Kudus Yesus menjadi sebab bagi jatuhnya seseorang kepada dosa yang serius, sebab ia tidak memberikan perhatian yang cukup dan tidak cukup terdorong untuk mempunyai kasih kepada Kristus, padahal kasih inilah yang mempersatukan jiwa manusia dengan Tuhan…. Kita tidak akan sungguh dibentuk menjadi gambaran Tuhan, atau bahkan menginginkan untuk dibentuk menjadi serupa dengan-Nya, jika kita tidak merenungkan kasih yang telah ditunjukkan oleh Kristus.

Untuk maksud inilah maka Tuhan Yesus menyatakan kehendak-Nya kepada St. Margaret Mary Alacoque, agar devosi dan perayaan Hati Kudus Yesus diadakan dan disebarluaskan di Gereja. Melalui devosi ini yaitu melalui adorasi dan doa, umat beriman membuat silih bagi segala luka yang diterima oleh Hati Kudus Yesus karena umat manusia yang tidak berterimakasih dan menghina Sakramen Maha Kudus.

“Lihatlah Hati itu”, seperti yang dikatakan oleh Yesus kepada St. Margaret, “yang telah mengasihi umat manusia dan memberikan segala- galanya kepada mereka, bahkan menyerahkan dirinya sediri sebagai jaminan kasih-Nya, tetapi menerima dari sebagian besar umat manusia, bukan balasan kasih, melainkan rasa tidak berterimakasih, dan penghinaan kepada Sakramen Kasih.”

Maka devosi Hati Kudus tidak lain adalah ekspresi kasih kepada Penyelamat kita. Obyek dari devosi ini adalah Hati Yesus yang menyala oleh karena kasih kepada semua umat manusia.
 3. Jumat pertama
Adalah menjadi kerinduan Tuhan Yesus, seperti yang dinyatakan kepada St. Margaret, bahwa setiap hari Jumat pertama setiap bulan dikhususkan untuk devosi dan adorasi kepada Hati Kudus Yesus. Untuk mempersiapkannya, adalah baik jika pada malam sebelumnya kita membaca tentang devosi ini, atau Jalan Salib/ Kisah sengsara Tuhan Yesus dan untuk mengunjungi Sakramen Maha Kudus. Pada hari Jumat tersebut, begitu bangun tidur, kita mempersembahkan diri kita dan meng-konsekrasikan, seluruh pikiran, perkataan dan perbuatan kita kepada Tuhan Yesus, agar Hati Kudus-Nya dapat dihormati dan dimuliakan. Kita mengunjungi gereja, berlutut di hadapan-Nya yang hadir di tabernakel, agar kita dapat membangkitkan di dalam jiwa kita rasa duka cita (deep sorrow) atas begitu banyaknya penghinaan/ perlawanan yang ditujukan kepada Hati Kudus-Nya di dalam Sakramen Maha Kudus, [dan kemudian mengikuti Misa Kudus]. Tidaklah sulit untuk melakukan hal ini jika kita memiliki sedikit saja kasih kepada Kristus. Jika kita menjadi suam- suam kuku, mari mengingat kembali begitu banyaknya alasan yang kita miliki untuk memberikan hati kita kepada Kristus. Setelah itu, kita harus mengakui segala kesalahan kita atas kekurangan hormat kita di dalam hadirat Allah dalam Sakramen Maha Kudus, atau melalui kelalaian kita untuk mengunjungi dan menerima Dia di dalam Komuni kudus.

Komuni pada hari itu dipersembahkan untuk membuat silih terhadap segala bentuk penghinaan yang diterima Kristus dalam Sakramen Maha Kudus, dan semangat kasih yang sama harus menghidupkan segala tindakan kita sepanjang hari.

Meskipun devosi ini diadakan sekali sebulan (pada hari Jumat Pertama) namun latihan- latihan rohani ini tidak terbatas hanya sebulan sekali pada hari itu. Yesus layak dihormati setiap saat. Dengan demikian mereka yang terhalang untuk merayakan devosi Hati Kudus Yesus pada hari Jumat pertama, dapat melakukannya pada hari- hari lainnya pada bulan itu.
 Dikutip dari Situs Katolisitas..
 

Minggu, 08 April 2012

We are back! Happy Easter!

Christus Resurrexit! Resurrexit Vere!
(Kristus telah bangkit, sungguh Dia bangkit)



Pertama-tama kami mengucapkan Selamat hari raya Paskah! Sungguh kita bersuka cita karena Yesus Kristus, Tuhan dan juruselamat yang sudah memberikan nyawa-Nya bagi kita, sudah mengalahkan maut dan bangkit dengan mulia.

Posting ini merupakan sebuah awal baru dari blog ini, jika sebelumnya kami hanya sekedar membagi renungan harian, sekarang ini kami akan lebih menitikberatkan pada hal-hal diluar itu (seperti yang diketahui, kita dapat mengakses renungan setiap hari dari aneka website lain, misalnya renungan harian).

Pada post kali ini, kami akan berbagi soal masa pra-Paskah dan pekan suci, termasuk di dalamnya adalah Tri Hari Suci (Kamis Putih, Jumat Agung, dan Minggu Paskah)

Tri Hari Suci merupakan puncak dari perayaan Paskah. Sebelumnya, kita memasuki masa pra-Paskah yang dimulai dari hari Rabu Abu. Pada masa pra-Paskah, kita diajak untuk bertobat, berpantang dan berpuasa sebagai tanda kita sungguh menyesal atas segala dosa-dosa kita, dan memohon pengampunan dari Allah sendiri untuk kemudian memperbaiki diri. Masa pra-Paskah ini berlangsung selama 40 hari sebagai persiapan kita menyambut pekan suci

Tentu kita tahu di Alkitab, orang Yahudi pada jaman itu juga sudah mengenal perayaan Paskah. Namun, pada masa itu, perayaan Paskah merupakan peringatan pembebasan mereka dari Mesir, di mana Allah sendiri menuntun mereka keluar dari perbudakan menuju tanah terjanji. Oleh Tuhan Yesus, peristiwa Paskah diperbaharui dengan peringatan akan sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya sendiri.

Rabu Abu
Rabu Abu mengawali masa pra-Paskah, dimana kita diingatkan, bahwa manusia berasal dari abu dan akan kembali menjadi abu. Hendaklah kita tidak bermegah diri di atas segala yang kita raih di dunia ini, karena semuanya merupakan karunia dari Tuhan sendiri. Pada hari ini, umat Katolik diwajibkan berpantang dan berpuasa. Puasa wajib pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung, sementara pantang wajib pada hari Rabu Abu dan setiap jumat hingga Jumat Agung.

Peraturan pantang mengikat mereka yang telah berumur genap empat belas tahun; sedangkan peraturan puasa mengikat semua yang berusia dewasa sampai awal tahun ke enampuluh

Berpantang maksudnya kita menahan diri terhadap sesuatu yang biasa kita jalani dengan senang hati/bersifat hiburan (umumnya, kita berpantang tidak makan daging selama sehari penuh, rokok, hiburan, dll). Sementara pengertian puasa pada tradisi Katolik sekarang ini adalah "makan kenyang satu kali dalam satu hari", walaupun tentu juga diperkenankan jika ingin berpuasa penuh seperti saudara kita yang Muslim. Tapi yang terpenting, selain berpantang dan berpuasa, hendaknya kita juga beramal kasih pada sesama dan jangan pula kita sengaja memperlihatkan raut muka muram supaya diketahui orang kalau kita sedang berpuasa.

Dalam kotbah di bukit, Yesus bersabda tentang puasa:

“Apabila kamu berpuasa,
Janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.

Tetapi apabila engkau berpuasa,
minyakilah kepalamu
Dan cucilah mukamu
Supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa


Melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”



Kita ke gereja dan menerima urapan abu dan komuni kudus.
Rabu Abu jatuh pada tanggal-tanggal berikut di tahun-tahun mendatang:

* 2013 - 13 Februari
* 2014 - 5 Maret
* 2015 - 18 Februari
* 2016 - 10 Februari
* 2017 - 1 Maret
* 2018 - 14 Februari
* 2019 - 6 Maret

Minggu Palma
Sebagai awal dari pekan suci. Pada hari ini kita memperingati Tuhan Yesus disambut di kota Yerusalem sebagai Raja. Yesus menaiki keledai muda dan orang-orang memberikan daun palma di jalan yang dilewati Yesus. Biasanya kita merayakan dengan mengikuti misa kudus sambil membawa daun palma yang kemudian diperciki dan diberkati oleh Imam.

Kamis Putih
Kamis Putih merupakan perayaan perjamuan terakhir Yesus dengan murid-murid-Nya, di mana pada perjamuan ini, Yesus memecah-mecahkan roti dan memberikan anggur namun tidak seperti tradisi Paskah orang Yahudi. Di sini Yesus memberikan Tubuh dan Darah-Nya sendiri untuk murid-murid-Nya demi penebusan dosa. Tuhan Yesus pun secara jelas meminta kita untuk mengenang peristiwa ini ("Kenangkanlah Aku dengan merayakan peristiwa ini).

Ritual Perjamuan Malam ini diperingati diperingati sebagai perayaan Ekaristi atau Perjamuan Kudus. Pada misa Kamis Putih, Imam juga mencuci kaki umat sebagai peringatan Yesus yang mencuci kaki para muridnya dalam perjamuan terakhir, pelayanan Yesus di dunia sebelum kematian-Nya. Di sini Yesus memberi teladan pada kita pentingnya saling melayani dan mengasihi sesama.

Pada misa terakhir Kamis Putih, biasanya umat diajak untuk tuguran. Di mana ritual tuguran adalah berjaga-jaga (sama seperti ajakan Tuhan Yesus pada murid-Nya untuk berjaga-jaga di taman Getsemani sebelum penangkapan-Nya). Tuguran biasa berlangsung 1 jam hingga pukul 12.00 tengah malam. Dan ada beberapa yang berjaga hingga pagi secara bergantian.

Perayaan Kamis Putih pada tahun-tahun mendatang:

2013: 28 Maret
2014: 17 April
2015: 2 April
2016: 24 Maret
2017: 13 April
2018: 29 Maret
2019: 21 Maret
2020: 9 April

Jumat Agung

Jumat Agung merupakan hari peringatan sengasara dan wafat Tuhan Yesus. Kita mengetahui bahwa Tuhan Yesus digiring ke pengadilan, dijatuhi hukuman mati (disalibkan), dan Tuhan Yesus disuruh membawa salib-Nya ke Golgota diiringi cambukan, hinaan, diludahi, diolok-olok, pakaian dan jubah-Nya diambil orang-orang. Pada hari ini kita diajak untuk mengingat, merenungkan apa yang Tuhan Yesus lakukan demi kita. Dia rela menderita hingga menerima ratusan cambukan, siksaan, bahkan dipaku di kayu salib. Dia tetap diam ketika seluruh orang menghujat dan menghina Dia. Padahal dosa kitalah yang ditanggung-Nya

Yesus Kristus adalah Tuhan, Putra Bapa, dan hanya masalah kecil bagi-Nya jika Dia hendak melenyapkan seluruh orang yang menyalibkan-Nya. Yesus Kristus yang mengambil rupa manusia, juga memiliki sisi manusia yang bisa merasakan takut (peluh-Nya menjadi darah saat di taman Getsemani). Namun Kristus sungguh menjalankan semua-Nya demi kita dan menuruti kehendak Bapa di surga.

Hendaknya kita sungguh menyadari bahwa Allah sendiri rindu untuk menyelamatkan umat manusia. Allah itu maha adil, tetapi juga maha kasih dan maha rahim. Itulah yang mesti kita ingat sebagai umat Kristiani. Tidak akan ada penebusan dosa oleh Tuhan Yesus apabila Allah itu kejam.

Minggu Paskah

Mungkin sebagian dari kita menganggap, hari terpenting adalah hari Natal. Justru sebenarnya hari Paskah inilah yang terpenting bagi umat Kristiani. Apabila Kristus tidak bangkit, sia-sialah iman kita (1 Kor 15:14). Paskah identik dengan Yesus, yang oleh Paulus disebut sebagai "anak domba Paskah"; jemaat Kristiani hingga saat ini percaya bahwa Yesus disalibkan, mati dan dikuburkan, dan pada hari yang ketiga bangkit dari antara orang mati. Paskah merayakan hari kebangkitan tersebut dan merupakan perayaan yang terpenting karena memperingati peristiwa yang paling sakral dalam hidup Yesus.







Selasa, 10 Mei 2011

Selasa 10 Mei 2011: Yakin walau sendiri

Yakin Walau Sendiri (1 Raja-raja 18:21-39)


Pertarungan antara satu orang versus empat ratus lima puluh orang hendak digelar—untuk memenangkan hati sebuah bangsa. Sangat tidak imbang. Di atas kertas, yang satu orang tentu tak berdaya. Apalagi, bangsa yang diperebutkan sudah cenderung berpihak pada yang mayoritas.

Begitulah ketika Elia menantang 450 nabi Baal di gunung Karmel, untuk menunjukkan di hadapan bangsa Israel, siapa Tuhan. Apakah Baal, atau Allah Israel. Mereka sepakat mempersiapkan korban bakaran tanpa api, lalu masing-masing akan meminta api kepada kuasa yang mereka percayai sebagai Tuhan (ayat 23, 24). Sejak pagi, para nabi Baal mulai meminta api kepada allah mereka. Namun sampai petang, bahkan sampai mereka melukai diri “... tidak ada suara, tidak ada yang menjawab ...” (ayat 26).

Lalu ketika tiba giliran Elia, ia maju dengan keyakinan penuh. Walau sendirian, ia tahu Tuhannya hidup. Ia percaya Tuhannya adalah Tuhan yang benar. Ia tak ragu sedikit pun Tuhannya dahsyat. Itu sebabnya ia bahkan meminta orang menyiram potongan lembu korbannya dengan air—12 buyung penuh (ayat 34)! Dan, ia hanya perlu berdoa dengan lembut. Maka, Tuhannya yang hidup mendengar dan menjawab doanya dengan ajaib (ayat 38). Hingga seluruh Israel kembali sujud kepada Tuhan.

Keyakinan Elia kepada Tuhan tak digoyahkan oleh sedikitnya pendukung yang berpihak kepadanya. Tak dilemahkan oleh ancaman maupun tantangan yang menghadang. Keyakinan seperti ini dapat kita miliki juga bila jika mau terus bertumbuh dalam pengenalan yang benar akan Tuhan. Dengan terus setia mempelajari firman-Nya. Dan, dengan terus melibatkan Tuhan ketika menjalani hidup ini.

JANGAN BURU-BURU MERASA LEMAH ATAU KALAH

SEBAB KITA SELALU DAPAT MENGANDALKAN ALLAH


Penulis: Agustina Wijayani

Kamis, 05 Mei 2011

Kamis 5 mei 2011: bau kotoran ternak

Bau Kotoran Ternak (Amos 4:7-13)


Ada pengamatan menarik ketika saya dan istri berkunjung ke Pulau Lombok. Di salah satu desa, pada waktu-waktu tertentu, ada kebiasaan penduduk untuk melaburi lantai rumahnya yang dari tanah dengan kotoran ternak. Wah, pasti bau! Iya, tetapi itu bau yang sengaja diciptakan. Maksudnya agar mereka selalu ingat bahwa kehidupan mereka dibangun atas dasar kerja keras; yaitu beternak sebagai pekerjaan sehari-hari. Bau itu dimaksudkan sebagai penggugah kesadaran.

Amos adalah petani dan peternak dari dusun Tekoa (Amos 1:1). Nabi yang akrab dengan hewan dan tanah. Rupa, kondisi dan bau tanah dikenalnya dengan baik. Pesan kenabiannya kerap dikemas dalam bentuk seruan dan ajakan untuk mencermati gejala-gejala alam. Termasuk bencana alam (Amos 4:7,8), yang pada gilirannya menghadirkan hama dan penyakit, baik atas tanaman maupun manusia (ayat 9,10). Semua prahara alam yang membuat perkemahan tempat hunian orang Israel menjadi jorok dan berbau busuk, seharusnya menggugah kesadaran umat untuk “berbalik” atau bertobat. Sayang, Israel tak kunjung tergugah kesadarannya.

Kerinduan Tuhan untuk menyapa kita sungguh luar biasa. Selain melalui firman-Nya, segala jalan ditempuh-Nya untuk menggugah kesadaran kita akan kehadiran-Nya. Segala sarana dipakai-Nya untuk berbicara kepada kita. Bukan hanya melalui kejadian sehari-hari, melainkan juga melalui pancaindra kita. Apa yang kita lihat, dengar, rasa, raba, dan cium, dapat selalu menggugah kesadaran kita, betapa nikmat hadirat-Nya dan betapa benar hikmat-Nya. Sudahkah indra kita peka akan sapaan-Nya?

TUHAN MEMBERI KITA INDRA UNTUK MENYADARI KEHADIRAN-NYA

LATIHLAH SEMUANYA AGAR KITA SEMAKIN PEKA


Penulis: Pipi Agus Dhali

Rabu, 04 Mei 2011

Rabu 4 Mei 2011: Komunikasi

Komunikasi (Amsal 18:9-13)


“Bu, kurasa kita perlu mulai diet,” kata Pak Agung. Bu Agung mencebik [mencibir]. ”Ia menganggap aku semakin gemuk dan jelek,” pikirnya. Pada hari lain Bu Agung—dengan niat menghindarkan suaminya dari kena tilang—berkata, ”Mbok ya jangan ngebut kalau nyetir.” Pak Agung merengut, pikirnya, ”Huh, selalu saja ia menganggap aku ini ugal-ugalan.” Apabila pola komunikasi semacam itu dibiarkan berlarut-larut, Anda bisa membayangkan bagaimana kondisi rumah tangga Pak Agung.

Ketidakjelasan dan kesalahpahaman dalam berkomunikasi dapat menimbulkan luka emosional. Komunikasi yang seharusnya menjadi jembatan penghubung antarmanusia, justru berdiri tegak menjadi tembok pembatas. Firman Tuhan mendorong kita mengutamakan kejelasan dalam berkomunikasi, seperti disarankan Salomo dalam nas hari ini. Jangan buru-buru menanggapi suatu pesan sebelum kita menyimak dan memahami benar maksudnya. Tanggapan yang sembrono hanya menimbulkan masalah.

Apabila kita ragu-ragu atau tidak mengerti saat menerima pesan, jangan sungkan untuk meminta kejelasan. Metode ini disebut sebagai mendengarkan secara reflektif. Mendengarkan bukan sekadar berdiam diri ketika mitra kita berbicara, melainkan menyimak baik-baik untuk memahami maksudnya.

Untuk memastikan, ulangi apa yang diucapkan orang itu, dan berilah ia kesempatan untuk menjelaskan. Bu Agung, misalnya, bisa bertanya baik-baik, ”Bapak mengajak Ibu berdiet, ya?” Lalu, biarkan Pak Agung menjelaskan apa maksudnya, dan kemudian Bu Agung dapat menanggapi dengan semestinya. Komunikasi yang jelas pun terlaksana.

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF BARU TERLAKSANA

KETIKA KITA MENANGGAPI DENGAN BENAR PESAN YANG DISAMPAIKAN


Penulis: Arie Saptaj

Selasa, 03 Mei 2011

Selasa 3 Mei 2011: Buah dan Proses

Buah dan Proses

(Yoh 15:1-8)

Bagi yang pernah menanam/membudidayakan pohon anggur, mungkin mengerti kalau pohon anggur dapat tumbuh, berdaun lebat, subur, dan merambat ke segala arah tapi tidak berbuah. Supaya dapat berbuah harus dipangkas terlebih dahulu, dipotong ranting-rantingnya. Tanaman anggur ini dipangkas dua kali (pada awal pertumbuhan dan pada masa pertumbuhan) --> baca: http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/1925441-cara-menanam-anggur-yang-baik/

Lalu apa hubungannya?

Seperti kita ketahui, hidup tak terlepas dari masalah. Juga bukan berarti bahwa kita dekat dengan Tuhan akan bebas dari masalah. Justru Tuhan menghendaki kita "berbuah" dari adanya masalah, agar kita senantiasa belajar dan terus belajar untuk menjadi semakin baik. Masalah ibarat "pangkasan" pada diri kita agar kelak berbuah dengan baik. Tapi diharapkan kita selalu mau berjuang dan berserah pada Tuhan karena kita percaya bahwa Tuhan selalu memberikan yang terbaik bagi kita.

Mengapa harus berbuah?

"(8) Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."
Hendaknya seperti kutipan ayat di atas. Kita berbuah dan berhasil dan dalam keberhasilan itu, Allah dipermuliakan. Janganlah sombong dan menganggap kita hebat karena sesungguhnya tidak ada sesuatupun akan berhasil jika Tuhan tidak berkenan kepada kita. Jadikanlah keberhasilan kita sebagai contoh yang baik dan berkenan bagi Tuhan. Di sini keberhasilan tidak saja dalam hal materi/karir/pendidikan. Tetapi juga bagaimana kita berhasil menjadi orang yang dibenarkan Tuhan. Benar di sini bukan berarti suci, tetapi sebagai manusia yang tidak luput dari dosa, kita berusaha hidup sedekat mungkin dengan ajaran Tuhan.

Caranya?

'(4) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku."

Tinggal di dalam Tuhan. Hanya itulah satu-satunya jalan. Keberhasilan dalam segala hal bergantung dari Tuhan. Nothing else matter. Ada pepatah, lebih susah memelihara daripada mencapai. Mungkin suatu saat kita sudah berhasil berbuah. Namun untuk memelihara diri agar selalu berbuah (bukan hanya sekali) itu lebih sulit. Godaan dan tantangan bukan berarti hilang saat kita berbuah, tetapi kita harus siap untuk tetap berbuah di tengah kehidupan dunia yang semakin keras. Pelihara dan lakukan firman Tuhan dalam hidup kita dan selalu berdoa, mendekat pada Tuhan agar Tuhan selalu memberi kita kekuatan. Semoga kita bisa tegar dan terus berbuah di tengah kehidupan dunia jaman sekarang.

In nomine Patris, et Filii, et Spiritus Sancti. Amin

- Christ & Sylvia